Pasar Farmasi Indonesia Akan Melihat Pertumbuhan Lima Tahun Yang Cepat
23 Februari 2016
Pasar farmasi di Indonesia meningkat lebih dari dua kali lipat dari hanya di bawah $3 miliar pada tahun 2008 menjadi sekitar $7 miliar pada tahun 2015 dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut menjadi $12,6 miliar pada tahun 2020, terutama didorong oleh inisiatif ekonomi dan kesehatan pemerintah Indonesia, menurut penelitian dan konsultasi perusahaan GlobalData.
Laporan terakhir perusahaan menyebutkan, sektor farmasi Indonesia akan digenjot dengan dibentuknya skema jaminan kesehatan universal, yang dikenal dengan Jaminan Kesehatan Nasional. Ini diluncurkan pada Januari 2014 dengan tujuan memberikan jaminan kesehatan kepada 250 juta warga Indonesia pada tahun 2019, yang akan menjadikannya sebagai asuransi kesehatan sosial terbesar di dunia.
Paket kebijakan ekonomi baru, tingginya prevalensi penyakit menular, meluasnya pasokan obat generik, meningkatnya keterjangkauan produk kesehatan dan pasar obat bebas yang besar juga akan membantu mendorong pertumbuhan sektor farmasi Indonesia.
Pemerintah menerapkan dua paket kebijakan ekonomi pada tahun 2015, karena pertumbuhan PDB melambat dan inflasi meningkat. Kebijakan ini terutama berfokus pada peningkatan investasi di Indonesia dan menawarkan lebih banyak fasilitas industri untuk menarik investor.
Sebagai konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan konsisten serta peluang kerja yang berkembang, daya beli telah meningkat dan permintaan akan layanan kesehatan berkualitas tinggi telah meningkat berkat keterjangkauan yang lebih besar dan kesadaran kesehatan umum yang meningkat. Hal ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan pasar farmasi Indonesia.
Terlepas dari tren positif secara keseluruhan, ada sejumlah faktor yang membatasi ekspansi industri kesehatan Indonesia, termasuk pengenaan Pajak Impor pada tahun 2010, tingginya tingkat obat palsu, pemotongan harga obat generik bermerek secara berkala, dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan. untuk penduduk pedesaan.
Pabrik produksi farmasi Indonesia terkonsentrasi di sekitar Jakarta dan Jawa, yang mengakibatkan perbedaan geografis yang luas. Di daerah terpencil, banyak puskesmas dan apotek menghadapi kekurangan pasokan obat karena produksi yang tidak mencukupi oleh produsen dan sistem distribusi yang lemah.
Selain itu, tingginya biaya obat-obatan bermerek dikombinasikan dengan kurangnya penggantian publik untuk terapi obat yang mahal dan baru membatasi akses ke obat-obatan yang efisien. Namun, ini menawarkan peluang signifikan bagi pemain generik.
Diambil dari:
http://www.dddmag.com/article/2016/02/indonesias-pharmaceutical-market-see-rapid-five-year-growth